ada beberapa sepenggal kisah, kisah ini menceritakan hubungan orang tua dan anak,
ada seorang anak perempuan dari seorang wanita yang ditinggalkan suaminya meninggal dunia.
ia menjalani kehidupan yang tidak sama dengan perempuan lain diusianya yang mulai remaja. ibunya sangat over protect sekali karena mungkin ia merasa anaknya adalah satu - satunya keluarga yang ia miliki.
Pada suatu saat ketika ia pulang dari sekolahnya, ia melihat ibunya sedang duduk merenung sendiri dikursi sambil memegangi kepalanya. Anak perempuan itu langsung masuk kedalam rumah dan duduk disamping ibunya itu, ia bertanya ada apa dengan ibunya itu. sang ibu tidak menjawab hanya menatap mata anaknya saja. lama kelamaan tatapannya semakin tajam dan ia mulai bangkit dan menarik tangan anaknya dan membawanya menuju ruang tengah, kemudian sang ibu mengambil sapu kayu dan mulai menghantam tubuh mungil anak perempuannya itu dengan penuh marah, pukulan demi pukulan ia layangkan ke tubuh gadis kecilnya itu yang sekarang sudah dewasa.
anak perempuan itu meringis kesakitan, ia menangis dan sesekali berteriak meminta ampun tapi ibunya tak memperdulikan hal itu dan terus menghantam tubuh anak itu dengan sapu kayu. Tubuh anak itu meringis kesakitan, sangat kesakitan dan si ibupun berhenti. sang ibupun duduk di kursi ruang tengah dengan lelahnya dan anak perempuan itu berjalan terpincang - pincang menuju kamarnya. dan hal itu lalu berulang terjadi pada anak perempuan itu.
Hari itupun sama, ibunya memukulnya lagi dengan sapu kayu itu, tubuhnya yang semakin banyak memar membuat anak perempuan itu meringis kesakitan. didalam kamar ia menangis, ia merasa semakin hari ibunya berubah, kenapa ia selalu menyiksa saya? kenapa dengan tanpa alasan ia menyiksa saya?. dalam pikirannya dipenuhi pikiran ibu adalah seorang yang jahat, yang tega menyiksa anaknya. dan setelah lelah menangis kemudian iapun tertidur.
pada tengah malam, ibunya masuk kedalam kamar anaknya, ia berdiri menatapi gadis kecilnya yang setiap hari tumbuh semakin dewasa. ia menitikan air mata ketika melihat anaknya tertidur, ia membawa sebaskom air hangat, handuk yang kemudian ia mengkompres bagian tubuh anaknya yang memar. ia memberikan obat kepada anaknya gadisnya itu. ia mengelus dahi anaknya dengan bercucuran air mata, tubuhnya meringis seakan merasakan kesakitan yang sama seperti anaknya. dan ternyata setiap hari pada malam hari ibunya selalu datang kekamar anak perempuannya itu dan mengobati luka anak itu. tetapi kali ini berbeda, ia menyimpan secarik kertas di meja dekat tempat tidur anaknya itu kemudian keluar dari kamar anaknya.
sang anak terbangun, dan sejak tadi ia sudah terbangun ketika ibunya mengobati luka - lukanya. iapun menangis, ia bingung atas perbuatan ibunya itu. lalu seketika ia melihat kertas yang ibunya simpan di meja, itu seperti sebuah surat untuknya dan ia mulai membacanya :
"kepada anakku yang segenap hati aku mencintaimu
Maaf aku selalu tidak dapat menjadi ibu yang baik untukmu, aku tidak bisa memenuhi semua keinginanmu seperti anak lainnya. Maaf karena aku melahirkanmu kedunia ini yang mungkin kau benci, tapi ketahuilah aku sangat mencintaimu lebih dari aku mencintai diriku. sangat sulit membesarkanmu seorang diri, aku terkadang takut sekali melewatkan beberapa detik waktu saja untuk mengetahui apa yang sedang kau lakukan tapi mungkin aku telah kehilangan banyak. kau gadis kecilku, yang selalu aku ingin peluk dan kujaga tetapi sebagai ibu aku gagal. aku salah apabila aku berfikir aku telah membesarkanmu dengan baik, ternyata aku buruk. Aku tidak bisa melontarkan kata" yang menyakiti hatimu maka aku selalu memukulmu dengan sapu kayu itu agar kau terbangun dan sadar, tapi aku salah. kau bahkan tidak pernah mengerti apa maksudku itu, kau bahkan mungkin berfikir aku adalah seorang yang jahat dan kejam yang tega menyiksa anaknya tanpa alasan. aku merasa lebih sakit ketika kau sakit, aku tak sampai hati melihatmu ketika kau berkata ampun padaku dan itu membuat tanganku berat untuk memukulmu, kau menangis akupun menangis, kau terluka akupun terluka, kau tersakiti orang lain akupun lebih sakit karena aku ibumu. Jangan merusak masa depanmu yang telah menantimu dikemudian hari, aku tak ingin anakku yang kubesarkan sendiri menjadi pelacur, aku sangat sakit ketika kau menjual dirimu pada orang lain yang kau sendiri tak kenal. cukup aku yang hancur dan kau tidak boleh hancur sepertiku. aku terlampau mencintaimu dan tak ingin kau terjerumus, aku bahkan tak sampai hati untuk berbicara langsung kepadamu, semoga kau mengerti apa maksudku memukulmu akhir - akhir ini, semoga tuhan membukakan mata anakku, gadis kecilku"
sekejap saja anak itu terdiam membaca surat ibunya itu dengan wajah kaget. ia berfikir selama ini ibu tau aku menjadi seorang pelacur tapi ia tak pernah berbicara memarahiku tapi memukulku dengan sapu kayu itu? spontan air mata dari anak perempuan itu bercucuran. ia merasa telah salah sangka selama ini dan menganggap dirinya itu benar dan ibunya salah karena selalu memukulnya. Ibu tidak jahat ibu menyayangi saya? karna itu setiap malam ia datang mengobati luka memar saya sehingga tidak menimbulkan bekas??
anak perempuan itu segera bangkit dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar ibunya, ia melihat ibunya sedang shalat, beliau sedang di posisi sujud, anak perempuan itu kemudian menunggu ibunya yang shalat itu tapi semakin lama ibunya tak kunjung bangun dari sujudnya. ia lalu menghampiri ibunya itu, ia menggoyahkan tubuh ibunya itu tetapi tubuhnya terkulai tak berdaya ketika ia melihat ibu yang menulis surat itu untuknya sudah tidak bernafas lagi? ia meninggal dunia ketika dalam posisi sujud? anak perempuan itu menangis sambil memeluk ibunya itu dengan penuh rasa bersalah, ia menyesal telah berprasangka buruk dan bulum meminta maaf. dan ia menyesali itu seumur hidupnya.
taukah kamu apa yang ibu itu pinta saat ia bersujud kepada Tuhan? ia meminta Tuhan untuk mengampuni seluruh dosa anaknya, bukan dosanya. .
itu sepenggal kisah yang bisa saya bagi. semoga meng inspirasi
No comments:
Post a Comment