Nov 23, 2017

Hobby : Chapter 1 : Sally (Cerita Pendek Horor)


Cek lanjutan ceritanya di wattpad search sebuah mata, sebuah cerita.

Namaku Sally. Aku sangat menyukai film horor, buku horor, dan cerita horor, Ya bisa dibilang aku tergila - gila akan hal itu, namun aku adalah Pengecut. Aku tak punya keberanian untuk menjadi lebih dari sekedar penikmat cerita dan film horor, karena aku takut.  Selain itu aku hanya anak biasa, tidak punya indra keenam, atau kemampuan khusus untuk melihat "Hantu". Namun hari ini berbeda, meskipun samar tapi benarkah itu nyata?
Waktu menunjukan pukul 17.40 WIB. Aku yang sudah kewalahan mengerjakan tugas sekolah memilih untuk berhenti sejenak. Dikala itu timbul keinginan mengobrol, sayangnya dirumah aku hanya sendirian, karena ibu dan ayahku masih bekerja.
Aku berjalan menuju ruang tamu untuk menelfon salah satu teman sekolahku. Aku akan menelfon Ruri, karena aku dan dia sangat klop, sama - sama suka dengan hal berbau horor. Saat asyik bercerita seputar hantu, aku dikagetkan dengan pintu luar rumah yang terbuka secara tiba - tiba. Kulihat samar di celah pintu yang terbuka, ranting - ranting pohon bergoyang ricuh kesana kemari karena anginnya cukup besar. 'Hmm...Pantas saja pintunya bisa terbuka sendiri'. Fikirku.
Sambil menelfon, pandanganku menerawang acak ke berbagai sudut rumah, termasuk pintu luar rumah yang terbuka tadi. Kupandangi dari celah pintu, langit sudah mulai gelap, ditambah lagi aku belum menyalakan lampu rumah maupun teras rumah karena malas.
Aku masih mendengarkan cerita hantu dari Ruri di Telfon. Sangking antusiasnya aku merasa merinding sendiri, dan timbul rasa takut di benakku. Untuk mengurangi rasa takut, aku mencuri pandang kesana kemari melihat berbagai sudut objek, dan berimajinasi.  Namun pandanganku terkunci pada suatu objek yang kupikir itu sedikit janggal. Kupandangi terus sisi tembok dekat arah pintu yang terbuka itu dan....
"Argh!!!!!!!!!!".... 
Aku dikagetkan dengan sebuah bayangan yang berwarna hitam samar - samar terlihat dari dekat pintu luar rumah. Bayangan hitam itu terlihat besar, seperti bayangan sebuah pohon yang terpantul cahaya hingga masuk kedalam rumah.  'Aduh!!! ternyata hanya bayangan pohon'. Fikirku yang sudah lebih dulu ketakutan.
Aku menyudahi obrolan dengan Ruri di telfon. Kusimpan gagang telfon di tempatnya, belum sempat aku beranjak, tiba - tiba aku dikagetkan dengan suara benturan pintu yang terbanting ke tembok.
 'Brakkkkkk!!!!!!!!!!!'.........  
Aku terhentak kaget, sekilas aku melihat kearah pintu dengan jantung yang masih berdebar. Hah????!! Seperti ada bayangan seseorang dari arah luar rumah. Dengan rasa penasaran, aku memfokuskan pandanganku, membuka mata lebar - lebar, untuk melihat lebih jelas sebenarnya bayangan apa itu, apakah dari pohon, ataukah dari objek lain?. Lama - lama kuperhatikan bayangan itu.....
 "Arghhhhh!!!!!!!!". 
Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat ini, tak ada seorangpun diluar rumah, namun kenapa ada bayangan hitam seperti sosok seseorang yang terpantul ke dalam rumah?!. Bayangan hitam itu memiliki lekukan seperti tubuh manusia yang sedikit condong masuk ke dalam rumahku, seperti sedang mengintip. Kurasakan tubuhku kaku, mataku seakan terkunci memandangi sosok bayangan itu. Aku tak bisa membuka mulutku, aku terlalu takut mengeluarkan suara, aku takut jika sosok itu mendengar suara dari arahku, dan malah mendekatiku.
Keadaan ini sedikit mencengkam, ditambah lagi rumah dalam keadaan gelap. Muncul imajinasi dan delusi gila difikiranku. Aku berusaha menepisnya meski hal itu semakin membuatku kawatir dan ketakutan. Kuhirup nafas panjang, ku stabilkan fikiranku, Aku berusaha positif thinking dengan men-sugestikan bahwa itu hanyalan sebuah bayangan, hingga aku dapat kembali menggerakan tubuhku.
Dengan secepat kilat aku berlari ke arah saklar lampu, lalu kunyalakan semua lampu rumah berserta teras, dan.... kulihat dengan sangat jelas sekelebat bayangan hitam seperti melayang keluar rumah melalui pintu yang terbuka tadi. Aku jelas melihatnya,  bayangan hitam itu terbang dengan sangat cepat. Kakiku lemas, tubuhku ambruk ke lantai. Aku yang selama ini sangat pemberani ketika menonton film horor, ternyata ciut ketika dihadapkan dengan kejadian seperti di film, atau cerita horor tersebut. 
Dengan masih sangat lemas, aku menarik nafas panjang... kufikir ini sudah berakhir, bayangan itu mungkin saja sudah pergi.
CHAPTER 1 : SALLY END