Di Postingan kali ini aku akan menceritakan pengalaman pribadiku ketika lepas dari perawatan Dokter SPKK maupun Dokter Estetika atau Klinik Kecantikan. Sebenarnya aku agak bingung memberikan judul postingan dikarenakan saat itu aku mengalami beberapa reaksi, beberapa pengalaman baru, dan segala hal tapi tetap sih semuanya dimulai saat lepas perawatan.
Postingan ini mungkin akan panjang, dan banyak tulisan, karenakan ini seperti bercerita pengalaman pribadi, semoga teman - teman tidak bosan membacanya dan tulisan ini bermanfaat bagi teman - teman semua.
Perawatan atau Krim Dokter itu tidak mengakibatkan kecanduan, atau kadang aku sering mendengar orang bilang seperti ini "kita tidak bisa lepas perawatan di dokter atau klinik kecantikan karena kita sduah kecanduan, kalau gak pakai nanti jelek lagi kulit mukanya", menurutku kata Kecanduan itu kurang tepat. Sebenarnya itu kembali ke pemikiran masing - masing, tapi secara umum saja kita bisa menilai dari hal kecil, contohnya kendaraan yang terawat dan tidak terawat tentu akan terlihat berbeda bukan? ataupun jika kendaran kita biasanya dirawat dan kemudian kita berhenti tidak merawatnya itu jelas berbeda bukan? Sama halnya dengan penggunaan perawatan atau krim dokter, jika kita berhenti perawatan atau menggunakan krim dokter, maka kondisi kulit akan kembali ke awal, seperti sebelum kita melakukan perawatan atau menggunakan krim dokter, menurutku itu lumrah - lumrah saja sih, tapi yang membuat luar biasanya adalah ternyata perjuangan lepas dari perawatan dokter atau krim dokter tidak semudah itu, butuh banyak perjuangan, kesabaran, dan ketelatenan.
Oke, jadi seperti yang kalian tahu atau yang sudah sering baca blogku, bahwa di Tahun 2015 aku kembali perawatan di salah satu klinik kecantikan yang cukup terkenal di Bandung. Singkat Cerita, aku memutuskan perawatan disana karena seperti biasa Jerawatan. Problemku selama ini selalu itu - itu saja, mungkin karena hormon yang tidak seimbang, pola hidup tidak sehat, dan stress juga, dan butuh sekitar kurang lebih 6 bulan untuk membasmi si Jerawat itu dari wajahku. Namun sayangnya kulit wajahku merasa tidak nyaman ketika menggunakan krim dokter itu, kulitku menjadi merah, dan merasa tertarik, mau senyum saja gak nyaman terasa ketarik - tarik kulit wajahnya. Kurang lebih kondisinya seperti gambar dibawah ini :
Gambar 1 : Saat masih perawatan dokter dan menggunakan krim dari dokter
Terlihat kulit wajah merah dan berbeda dengan leher, ditambah lagi kulitnya seperti ketarik jadi susah sekali senyum, jadi kurang nyaman, namun berbas dari jerawat, hanya ada beberapa sisa bekas jerawatnya saja.
Karena sangat tidak nyaman, melakukan aktivitas seperti berbicara, makan, tertawa, akhirnya aku memutuskan untuk perlahan - lahan berhenti dari Perawatan dokter tersebut. Memutuskan hal tersebut bukanlah hal yang mudah buatku, butuh beberapa bulan hingga aku mantap betul untuk berhenti dari perawatan dan penggunaan krim dari dokter.
Perlu dingat ya, aku tidak secara langsung lepas begitu saja, tapi pelan - pelan. Perlahan disini maksudnya seperti ini, pertama - tama aku lepas dulu krim malamnya, setelah terbiasa dilanjut ke krim siang, setelah itu lalu lepas facial washnya. Tapi diantara semuanya aku masih menggunakan Acne Lotionnya untuk ditotolkan ke bagian jerawatnya saja, produk lainnya sudah tidak aku gunakan lagi.
Gambar 2 : Saat setelah beberapa waktu lepas dari perawatan dan krim dokter, kulitku tidak glowing ya malah minyakan, dan tidak terlalu bersih juga, karena ini foto pakai handphone dan tidak pakai filter apapun, hanya bermodal cahaya lampu neon.
Pada Gambar 2 tersebut, kulitku sudah tidak terlalu merah - merah lagi, dikarenakan aku sudah berhenti dari krim malam, obat jerawat di pagi hari, dan facial washnya. Foto itu mewakili 1-2 bulan setelah aku lepas dari perawatan dokter tapi belum 100% full lepas. Di pagi hari aku masih menggunakan sisa Sunblocknya ditambah bedak bayi tabur, dan malam harinya aku tidak menggunakan apapun hanya cuci muka dengan sabun muka biasa, nah jika ada jerawat baru tumbuh aku pakaikan Acne Lotion dari dokter.
Saat proses pelepasan perlahan itu tentu saja aku juga pernah mencoba beberapa produk, dan Trial Error juga. Ya, mau bagaimanapun saat aku melepas perawatan dokter memang aku mengalami breakout tapi tidak langsung, setelah lepas 2 bulanan aku baru mengalami breakout. Aku melampirkan beberapa foto dibawah agar bisa terlihat perbandingannya, dan bagaimana awal mulanya aku mengalami breakout TT
Gambar 3 : Setelah 1-2 bulan berhenti perwatan dokter, tekstur kulit tidak sehalus sebelumnya, dan muncul beberapa whitehead di pipi dan dagu.
Gambar 4 : Sisi Kanan : Terlihat banyak Muncul Komedo, Whitehead, dan kulit masih agak merah tapi tidak semerah dulu saat masih perawatan dokter.
Gambar 4 : Sisi Kiri : Terlihat banyak Muncul Komedo, Whitehead, dan kulit masih agak merah tapi tidak semerah dulu saat masih perawatan dokter.
Pada Gambar 3,4, dan 5 aku sudah tidak menggunakan apapun lagi dari dokter kecuali Acne Lotion untuk totol di jerawatnya saja karena masih banyak. Pada saat itu aku sempat tidak menggunakan apapun, hanya facial wash biasa yang dijual di supermarket, dan siang hari hanya bedak bayi. Namun kelamaan aku mulai menggunakan Kiss Mud Facial Foam, Malissa Kiss Pada Malam hari, dan pagi hari aku menggunakan Chamos Acaci karena ketika aku memakai Chamos Acaci kulitku seperti menggunakan bedak, jadi selain mengobati jerawat, dia juga bisa membantu membuat muka lebih terlihat cerah, dan tidak kusam.
Nah saat menggunakan rangkaian skincare tersebut kulit merahku perlahan menjadi sedikit pink, dan menurutku yang paling membantu untuk menghilangkan kemerahan adalah Mallisa kiss yang aku gunakan di malam hari. Namun hal itu tidak berlangsung lama, setelah menggunakan rangkaian skincare tersebut selama beberapa bulan kulitku mulai benar - benar breakout, atau purging entahlah.
Gambar 7 : Sisi Kiri : Bruntusan batau whitehead berubah menjadi jerawat yang sedikit meradang.
Saat itu aku merasa, Chamos Acaci sudah kurang oke untuk membantuku menghilangkan jerawat dan menghambat jerawat untuk tumbuh, aku akhirnya mencari produk lain. Namun beberapa produk aku rasa kurang meyakinkan, sampai aku browsing kesana kemari, dan menemukan seseorang yang merekomendasikan perawatan kulit, setelah banyak curhat dan ngobrol aku jadi mencoba produk yang sedang dia pakai. Jujur aku tergiur karena kulit wajah seseorang ini yang dulu jerawatan parah jadi mulus sekali. Dia bilang krimnya aman, bahkan diakan saat itu sedang hamilpun tetap bisa pakai, akhirnya tanpa fikir panjang aku membelinya. But it was a stupid decision for me!!.
Gambar 8 : Sisi Kanan : Bruntusan atau Whitehead berubah menjadi jerawat, dan semakin banyak, malah di dagu timbul jerawat besar
Gambar 9 : Sisi Kanan : Bruntusan atau Whitehead berubah menjadi jerawat, dan semakin banyak, malah di dagu timbul jerawat besar
Pada Gambar 8 dan 9, adalah ketika aku menggunakan krim perawatan yang direkomendasikan oleh seseorang. Krimnya agak abal - abal mungkin, tapi karena aku sudah desperate saat itu jadi aku beli dan main pakai saja taunya bukannya membaik malah semakin memburuk, namun kulit sih menjadi cerah, tapi hal itu malah semakin membuat jerawat merah terlihat lebih kontras warnanya TT.
Setelah itu aku berhentikan apapun kecuali sabun mukanya dan kembali ke bedak tabur bayi. Ketika aku curhat ke temanku, yaitu tetanggaku dia bilang bahwa teman kampusku menjual serangkaian produk skincare yang cukup lumayan untuk jerawat. Lagi - lagi tergiur dan awalnya aku hanya membeli tonernya saja, dan Alhamdulillah membaik, jerawat yang asalnya radang jadi agak kalem. Setelah habis satu botol tonernya aku memberanikan diri membeli krim malamnya.
Krim malamnya adalah BMC, kalau tidak tahu tentang BMC boleh Googling ya. Setelah cocok pakai BMC aku membeli sunblock dan facial washnya. Sunblock, dan Tonernya memakai merk dari Toko dia jadi aku tidak tahu apa merknya, namun untuk facial washnya adalah Kyoto Premium Soap.
Gambar 10 : Ini saat aku menggunakan perawatan skincare dari teman satu kampusku dulu. Foto diambil tanpa filter, dan cahaya berasal dari cahaya matarhari. Terlihat jerawat sudah mulai hilang, hanya beberapa bekasnya saja.
Kurang lebih 6 bulan memakai serangkaian skincare tersebut dan membaik, tiba - tiba temanku itu memutuskan untuk tidak menjual lagi produknya dikarenakan produknya kan di Import dari Luar Negeri dan pada saat itu barang Import sedang susah masuk ke Indonesia.
Aku mulai merasa bingung lagi, dengan memberanikan diri aku nekat tanya ke temanku itu sebenarnya sunblock dan tonernya dia pakai merk apa namun dia tidak memberitahukannya, hanya memberikan suggest coba merkd ari clinique, tapi karena mahal jadi aku browsing saja merk skincare lain dan jatuhlah pilihan saat itu pada skincare korea.
Krim malam aku masih pakai BMC, Facial Wash aku masih pakai Kyoto. Sunblock aku ganti menggunakan Innisfree, bedak tabur pakai Eglips, dan Alhamdulillah aku tidak breakout ataupun purging. Lama kelamaan kulitku sudah bisa menggunakan Essence, Toner dari brand korea juga yaitu Cosrx, dan aku mengganti Innisfree sunblock karena sudah OOS dari Korea tidak diproduksi lagi, lalu aku menggantinya dengan Shirohada, dan ditambah serum - serum dari Fracora, dan kulitku semakin membaik.
Gambar 11 : dalam foto ini aku tidak menggunakan filter apapun atau editan apapun, ini hasil dari kamera handpohe yang beda merk dengan beberapa foto diatasnya, karena itu hasil fotonya lebih bagus.
Pada Gambar 11 aku hanya menggunakan shirohada dan bedak eglips yang blur. Hasilnya bagus sekali di aku. kurang lebih sampai juli 2017.
Namun saat setelah itu kulitku jadi gak bisa pakai BMC lagi karena terlalu kering. Akhirnya aku stop BMC selama beberapa bulan sih tidak masalah namun permasalahan jerawat dan whitehead ini muncul lagi setelah 3 bulan setelahnya sampai hari ini, dan tiba -tiba aku merasa tidak cocok dengan serangakaian skincare yang aku pakai saat itu.
Aku akan membahasnya di part II, Semoga postingan ini membantu dan memberikan informasi yang baik bagi teman - teman sekalian.
Semua nama produk yang aku gunakan tidak disponsori, dan aku membelinya dengan uang pribadi ya.
See you in Next Post!!